Mau kemana kamu ketika pandemi covid-19 sudah berakhir?
Malioboro Yogyakarta (okezone.com) |
Pertanyaan yang banyak terlontar dalam hati orang-orang setiap harinya "kapan pandemi ini berakhir?" dan harapan yang paling banyak terlontar adalah "Semoga pandemi ini segera berakhir", dan mari kita berkata "aamiin...". Sudah lelah stay at home, sudah lelah mengerjakan semua dengan online.
Ya aku rindu bercengkrama dengan gelak tawa tanpa masker, rindu berjabat tangan dengan erat, saling cipika cipiki dan berpelukan dengan kerabat. Rindu tawar menawar dengan pedagang ikan dan sayur di pasar, dan tentu saja kurindu masuk ke masjid. Apalagi? ku rindu jalan-jalan piknik dan wisata kuliner. Ah, semua terasa di rindukan setelah lama kita tinggalkan, sudah 3 bulan lebih ya, kita karantina diri di rumah saja.
Bukan tidak bersyukur, apapun itu dijalani dengan ikhlas tentu saja. Kedekatan keluarga, masakan rumahan, hingga akhirnya belajar arti merindu pada hal-hal yang selama ini kita anggap sepele. Belajar teknologi baru agar bisa saling terhubung secara online dan belajar menerima bahwa semua ini adalah ketetapan Allah yang harus dijalani dengan ikhlas. Apalagi sisi baiknya? Jangan lupa sisi terbaiknya adalah manisnya bumi ini dengan penurunan tingkat polusi yang sangat signifikan dan memberi kesempatan pada tempat-tempat wisata untuk bisa merestorasi diri, mengkalibrasi diri agar bisa kembali ke pengaturan awal setelah lama memasang topeng manis di depan semua wisatawan. Tentu ini sebuah hal baik yang mungkin sulit terwujud jika tidak ada pandemi.
Dengan pemulihan besar-besaran begini, jiwa travelingku tentu saja meronta-ronta, oke mungkin aku akan datang paling awal jika nanti Corona telah pergi. Jauh sebelum ada corona pun aku sudah berencana akan pergi, setidaknya sudah menyiapkan rencana matang, jadi Corona mungkin hanya akan menundanya, bukan membatalkannya, kan? Kita cukup bersabar menanti kapan kondisi aman untuk bepergian.
Ya aku rindu bercengkrama dengan gelak tawa tanpa masker, rindu berjabat tangan dengan erat, saling cipika cipiki dan berpelukan dengan kerabat. Rindu tawar menawar dengan pedagang ikan dan sayur di pasar, dan tentu saja kurindu masuk ke masjid. Apalagi? ku rindu jalan-jalan piknik dan wisata kuliner. Ah, semua terasa di rindukan setelah lama kita tinggalkan, sudah 3 bulan lebih ya, kita karantina diri di rumah saja.
Bukan tidak bersyukur, apapun itu dijalani dengan ikhlas tentu saja. Kedekatan keluarga, masakan rumahan, hingga akhirnya belajar arti merindu pada hal-hal yang selama ini kita anggap sepele. Belajar teknologi baru agar bisa saling terhubung secara online dan belajar menerima bahwa semua ini adalah ketetapan Allah yang harus dijalani dengan ikhlas. Apalagi sisi baiknya? Jangan lupa sisi terbaiknya adalah manisnya bumi ini dengan penurunan tingkat polusi yang sangat signifikan dan memberi kesempatan pada tempat-tempat wisata untuk bisa merestorasi diri, mengkalibrasi diri agar bisa kembali ke pengaturan awal setelah lama memasang topeng manis di depan semua wisatawan. Tentu ini sebuah hal baik yang mungkin sulit terwujud jika tidak ada pandemi.
Dengan pemulihan besar-besaran begini, jiwa travelingku tentu saja meronta-ronta, oke mungkin aku akan datang paling awal jika nanti Corona telah pergi. Jauh sebelum ada corona pun aku sudah berencana akan pergi, setidaknya sudah menyiapkan rencana matang, jadi Corona mungkin hanya akan menundanya, bukan membatalkannya, kan? Kita cukup bersabar menanti kapan kondisi aman untuk bepergian.
Beberapa tahun terakhir aku sedang merencanakan mengajak anak-anak ke Jogja alias Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Memperkenalkan kota tempat masa kecilku yang penuh kenangan. Mengunjungi titik-titik tempat wisata lawas autentik Jogja yang aku rindukan, pasti menarik untuk mengajak anak-anak kesana sekaligus hunting tempat-tempat baru yang hits di Jogja lalu merasakan nyamannya hotel di Jogja seperti yang dilakukan para traveler pada umumnya.
Nah, setelah pandemi usai ini cuti liburan akan sangat panjang. Efek dari karantina yang lama ini semua cuti bersama saat lebaran akan di alihkan ke bulan lain setelah pandemi, tentu akan sangat asik buat liburan panjang. Karena aku tinggal di Banjarmasin, maka aku putuskan akan memulai perjalanan menuju Surabaya. Kenapa tidak langsung Banjarmasin-Yogyakarta? Orang kaya mah bebas, hahaha... Ah tidak, bukan begitu. Melainkan aku ingin memberikan sensasi rasa naik kereta ke anak-anakku. Tau kan, di Kalimantan mana ada kereta? agar tau bagaimana rasanya naik kereta lintas provinsi, kita akan memulainya dari Surabaya. Di Surabaya ada banyak kerabatku termasuk mbahku, karena keluarga bapakku memang berasal dari Jawa timur. Anak-anak akan kupertemukan dengan Mbah uyut (nenek dari ibu) mereka. Perjalanan dari Surabaya, awalnya aku ragu memikirkan ketahanan anak-anak berada di kereta. Apakah akan kuat dengan durasi perjalanannya, apalagi belum pernah sama sekali naik kereta seumur hidup mereka. Tapi mengingat kami pernah mengajak anak-anak road trip naik mobil 24 jam lebih dari Banjarmasin ke Balikpapan, sepertinya naik kereta 4-5 jam dari Surabaya tidak akan jadi masalah. Jadi rencana telah benar-benar matang.
8 Wisata Ramah Anak yang Autentik di Yogyakarta
Kalau hanya sekedar mengunjungi tempat wisata modern, tidak harus ke Jogja. Di kota lain pun sekarang sudah banyak dibangun kawasan wisata modern. Tujuanku ke Jogja adalah nostalgia masa kecil sekaligus mengenalkan wisata yang autentik khas Yogyakarta ke anak-anak yang tidak mereka temukan di kota lainnya. Maka tujuan kita adalah wisata ramah anak yang memang hanya ada di Jogja, yang berkesan dan akan jadi kenangan asik bagi anak-anak. Berikut aku buatkan list rencana tujuan kami di Jogja.
1. Monumen Jogja Kembali
Ketika lebaran lalu aku buka-buka foto masa kecilku, monumen ini paling berkesan dalam ingatanku. Karena itu monumen yang paling sering ku kunjungi semasa kecil. Monumen ini jadi yang pertama yang akan ku kenalkan ke anak-anak. Monumen ini seumuran dengan usiaku persis. Didirikan 29 juni 1985 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, yaitu tepat dua hari setelah kelahiranku, ah jadi ketahuan berapa usiaku. Monumen ini di dirikan untuk menyimpan sejarah perjuangan kemerdekaan di Yogyakarta.
Monumen Jogja Kembali (wikipedia) |
Monumen ini berisikan benda-benda bersejarah seperti replika, realia, foto-foto, dokumen, senjata, hingga suasana perang kemerdekaan tahun 1945-1949. Ah, ini khas museum banget lah pokoknya dan anak-anakku harus banget tau tempat ini untuk menambah wawasannya. Akupun sepertinya harus banget nostalgia kesini karena kata ibuku, dulu tempat ini sangat aku sukai.
2. Keraton Yogyakarta
Belum ke Jogja kalau belum ke keraton. Itulah yang membedakan Yogyakarta dengan provinsi lain di Indonesia sehingga di sebut Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) karena provinsi ini masih menggunakan bentuk kesultanan. Dipimpin oleh Sri Sultan, dan tinggal di keraton.
Keraton Yogyakarta (detik.com) |
Tentu saja anak-anakku harus tau hal ini, itulah kenapa aku ingin sekali mengajak anak-anakku ke Jogja di banding kota lainnya karena provinsi ini masih berbentuk kesultanan. Kota lainnya akan menjadi destinasi berikutnya setelah kesultanan Ngayogyakarta ini yang telah dinobatkan sebagai salah satu warisan dunia yang telah di akui UNESCO.
Aku sendiri pada masa kecil, sering sekali ikut kegiatan sekolah yang di adakan di keraton. Aku masih ingat dulu di keraton sering ikut lomba mewarnai, menghias keranjang, dan berbagai lomba lainnya untuk anak-anak TK.
Dengan masuk kesana anak-anakku bisa melihat berbagai ruangan di keraton dan melihat berbagai aktivitas di kesultanan sehari-harinya. Akan banyak sekali pengetahuan untuk mereka.
3. Taman sari
Taman yang jadi bagian dari keraton Yogyakarta ini mendapat julukan "The Fragrant Garden" memiliki luas area lebih dari 10 ha dengan lebih dari 50 bangunan baik gedung, kolam, jembatan maupun lorong bawah air. Pasti anak-anak akan puas mengelilingi tempat ini sampai lelah dan merasakan ala-ala putri keraton pada jaman dulu meskipun lokasinya bukan taman aktif seperti dulu kala.
Fyi, foto di bawah ini adalah foto waktu aku TK di Jogja dulu. Foto ini ketika ada acara di taman sari. Hayo, siapa yang bisa menebak aku yang mana? Bersejarah banget deh album foto masa kecilku rata-rata settingnya kota Jogja.
Fotoku ketika acara Tk di Taman sari (dokpri) |
Dan yang pasti akan banyak foto keren yang bisa di ambil di sana buat mengisi album foto keluarga dan album instagram.
4. Puro pakualaman
Keberadaan istana atau kraton pakualaman kan tidak bisa di pisahkan dari keraton Yogyakarta karena keterkaitan sejarah antara keduanya. Untuk baca sejarahnya tinggal googling aja gaes. Yang jelas di Puro ini aku mau memperlihatkan kepada anak-anakku, acara pergantian pasukan penjaga keraton yang ala-ala kerajaan Inggris seperti pergantian Queen's guard.
Konon kegiatan ini dulunya di awali oleh kedekatan Pakualam I saat itu dengan Gubernur Jendral Inggris Sir Stamford Raffless dan pemerintah kolonial Belanda, jadi sejak itu budaya tersebut mulai diterapkan di Jogja. Acara ini pasti menarik untuk anak-anakku yang belum pernah melihat acara demikian di daerah lain di Indonesia, ya siapa tau juga mungkin kelak bisa juga menyaksikan pergantian pengawal Ratu Inggris yang sesungguhnya, aamiin.
5. Titik 0 km Yogyakarta
Enggak lengkap wisata liburan kalau belum belanja oleh-oleh. Ini sih akunya tentu yang pengen banget belanja oleh-oleh ke Malioboro. Sedangkan anak-anak mungkin saja belum terobsesi belanja, yang ingin kulakukan tentu saja mengajak mereka ke titik nol km tak jauh dari Malioboro. Wajib banget foto di spot yang tepat di jantung kota Yogyakarta.
Kita akan merasakan seperti berada di jalan dengan nuansa gedung-gedung ala Eropa disana yang sangat keren untuk berfoto. Jika menghadap ke utara, kita bisa langsung melihat ada Benteng Vandeburg dan Monumen Serangan Umum 1 Maret. Konon titik nol km menjadi bukti bahwa titik tersebut merupakan simpangan jalan yang punya nilai historis tinggi. Monumen serangan umum 1 Maret ini pun didirikan untuk mengenang serangan besar dalam mengusir Belanda dari Yogyakarta yang dipimpin Jendral Soedirman.
Kenapa harus banget ke titik nol km? Selain karena disana adalah jantung kota yang menampilkan kesemrawutan kota Jogja, karena disana juga pusat budaya, berbagai karnaval dan pertunjukan seni biasanya dihelat disana. Juga di sekitarnya penuh dengan titik-titik wisata yang menarik buat anak-anak. Selain Benteng Vandeburg dan Monumen serangan 1 maret, juga ada taman pintar, Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Museum anak kolong tangga yang berisi permainan-permainan tradisional anak-anak dan permainan dari luar negeri juga ada sanggar tari dan lukis, dan terakhir ada Museum Sonobudoyo yang berisi lengkap tentang sejarah budaya Jawa.
Museum Sonobudoyo (wikipedia) |
Anak-anakku meskipun semua terlahir di Kalimantan, tidak bisa di pungkiri bahwa mereka juga keturunan Jawa. Jadi ada baiknya mereka mengenal tentang budaya jawa sebagai sejarah nenek moyangnya.
6. Gudeg Mbarek Hj. Amad
Tidak lengkap donk pelesiran kalau tidak menikmati kulinernya. Apalagi kalau bukan gudeg. Aku sih doyan banget makan gudeg pake krecek dan pedes, masya Allah. Anakku harus banget tau gudeg sebagai makanan khas Jogja meskipun mereka enggak tahan yang pedas. Aku akan mengajak mereka makan gudeg Mbarek Hj. Amad. Aku belum pernah juga kesana, cuma menurut rekomendasi teman-temanku gudeg disini yang paling enak dan lokasi makannya juga nyaman untuk keluarga.
Setelah lama enggak berani makan di restoran dan tempat umum, pasti rasanya bahagia ya bisa makan di gudeg Hj. Amad ini. Tidak sabar rasanya menanti Covid-19 ini segera pergi dan mencicipi langsung gudeg dan berbagai kuliner hits khas Yogyakarta. Tidak lupa nanti membeli bakpia dan jajanan oleh-oleh lainnya buat keluarga di Kalimantan.
7. Museum Gunung Merapi
Gunung merapi itu tidak ada di Kalimantan. Seperti halnya transportasi kereta yang tidak da di Kalimantan. Maka untuk mengenalkan tentang gunung merapi dan betapa dahsyatnya aktivitas gunung merapi ini, aku akan mengajak anak-anak ke museum ini.
Di museum ini, kita akan melihat banyak koleksi benda-benda sisa letusan gunung merapi. Ingin sekali aku melihat berbagai benda bersejarah yang dulu tercipta bersama datangnya wedhus gembel yang memakan banyak korban jiwa. Di museum ini akan ada banyak juga alat peraga yang akan tampak nyata seperti display letusan dan erupsi merapi, simulasi tsunami dan simulasi gempa. Itu akan bikin "wow" dimata anak-anakku yang tidak pernah tahu bagaimana gunung merapi beraktivitas.
8. Kebun Binatang Gembira Loka
Pada masa kecilku, kebun binatang yang satu ini hits banget. Meskipun anak-anakku sudah sering ke kebun binatang di kota lainnya, pastinya akan ada flora dan fauna yang berbeda di tiap kebun binatang, dan akan sangat menarik mereka kunjungi setelah banyak wisata edukasi berbentuk bangun ruang dan sejarah budaya di kunjungi di Jogja. Kita melengkapinya dengan wisata flora dan fauna ala Yogyakarta.
Gembira loka (tribunnews) |
Apalagi kebun binatang yang satu ini di lengkapi dengan wisata modern. Seperti speedboat, perahu kayuh, perahu gethek, dan sebagainya. Jadi wisata penutup yang satu ini selain untuk wisata edukasi juga untuk menghabiskan sisa energi dan bergembira saja.
======
Nah, selain 8 wisata tadi, tentu masih banyak wisata lain di Jogja yang wajib di kunjungi. Seperti candi - candi dan pantai. Tapi tentu saja menyesuaikan durasi berapa lama berada di Jogja, berapa budget yang disiapkan dan ketahanan fisik anak-anak untuk keliling setiap hari. Kalau melihat perjalanan ini, dan anak yang kami bawa ada 3 orang, tentu memakan biaya yang cukup besar. Alhamdulillahnya, anak-anakku tidak pernah banyak mengeluh kalau di ajak berwisata, makan juga gak pilih-pilih mereka cepat beradaptasi.
Tempat menginap pun gak pilih-pilih, mereka bisa tidur dimana saja asalkan tempatnya bersih dan nyaman. Sebagai orang tua, meski berhemat kami tetap mencari Hotel murah di Yogyakarta yang nyaman dan aman untuk anak-anak. Tidak harus hotel berbintang yang penting bersih, aman nyaman, dan ketika akan memesan aku membaca review-review pengunjungnya yang responnya semua oke, maka bagiku itu sudah cukup. Seperti hotel-hotel yang masuk di jaringan hotel RedDoorz menurutku pas banget untuk kondisi perjalanan hemat dengan tetap mengutamakan kenyamanan keluarga, sepertiku sekarang ini. Yang sudah-sudah sih begitu saja, anak-anak sudah terbiasa traveling dan adaptasi tidur dimana saja. Ketika liburan, kami memang selalu mencari hotel sehemat mungkin karena kami tentu akan lebih banyak keluyuran jalan-jalan daripada stay di hotel, bukan? Rasanya membayar hotel terlalu mahal juga tidak worth it bagiku dan anak-anak.
Reddoorz Jogja (source: reddoorz) |
Aku menyiapkan perjalanan ini sudah cukup lama. Bahkan kini si bungsu sudah berusia 4 tahun dan si sulung sudah 10 tahun. Aku rasa usia segitu cukup untuk mengenalkan kota masa kecil mamanya dulu dan betapa serunya kota ini. Kalau terlalu kecil tentu tidak membekas dan mereka kan bisa lupa juga, kalau usia sekarang ini aku rasa anak-anak juga akan ingat mereka sudah kemana saja dan sudah enak di ajak wisata edukasi apalagi anak-anakku bukan tipe anak yang suka protes kalau di ajak bepergian, kemana aja ayok. Dan yang pasti inginnya kita sebagai orang tua, perjalanan mengajak anak-anak itu penuh edukasi tak sekedar having fun together.
Ketika pulang, ia bisa bercerita lebih 'berbobot' daripada sekedar bercerita dia dari kota mana tanpa ada edukasi yang diserap untuk disimpan di memori otaknya. Iya, aku kan gak mau rugi, ngeluarin uang banyak tapi gak dapat edukasi apa-apa. Hahaha..
Oke Covid-19, segeralah berlalu agar semua rencanaku bisa segera berjalan. Dear Jogja, see you soon..
Wah ternyata Yogya banyak tempat wisata untuk anak ya mba. Kalau aku, kalau covid 19 nya udah berlalu. Pengen ngajakin anak aku ke kebun binatang. Soalnya dia pengen ke sana katanya. Tapi pengennya kebun binatang bandung. Kalau kebun binatanh jakarta mah ya ampunnnnnn luas mba. Tapi dari satu kandang ke kandang yang lain itu jauh. Jadi capek di jalan kita dan akhirnya ga semua binatang bisa kita lihat hahaha 😂. Selain ke kebun binatanh, anak aku pengen liburan ke hotel. Katanya biar bisa renang. Semoga pandemi cepet berlalu ya. Biar rencana kita terwujud
ReplyDeleteAamiin, semoga kita bisa segera jalan2 ya
DeleteOMG, tujuan kita sama yaaa mbak .. ke Yogya!
ReplyDeleteUntuk wisata murah meriah dan berkesan memang Yogya itu tepat, apalagi bersama keluarga, dijamin bahagia, dan bisa sambil kulineran di mana mana.
Iya wisata ramah anaknya ada banyak, alhamdulillah
DeleteAku pun memilih Kota Jogja sebagai tempat pertama yang ingin dikunjungi, kangen banget dengan kota ini.
ReplyDeleteSaya meski belum bosan di rumah aja karena banyak kegiatan, merasa kasihan pada anak-anak kecil yang harus diam di rumah. Mereka biasa bersepeda, main sama temannya, sekarang harus nurut di rumah terus. Jadi wajar sih kalo banyak yang berharap pandemi lekas berlalu
Iya bener, sepertinya doa dan harapan kita semua, semoga pandemi segera berlalu
DeleteSemoga pandemi ini segera berakhir ya... Meski bersyukur sehat dan di rumah aja, bukan berarti enggak kangen jalan-jalan kan ya...
ReplyDeleteIya wajar banget ya mbak sebagai mahluk sosial terbiasa jalan2 jadi kita berharap bisa jalan2 lagi
Deleteaku catet mbaa... makasi rekomendasinya. mudah2an pandemi segera berlalu. pengen banget main ke jogja sekeluarga. selama ini cuma numpang lewat doang :D
ReplyDeleteYuk ah mana tau bisa jalan2 bareng kita
DeleteWishlistku juga nih mbak setelah Corona berakhir pengen ajak anak-anak ke Jogja..main ke Monjali dan museum Merapi..
ReplyDeleteAhhh siapa tau kita bisa ketemuan yaa.. aamiin
DeleteYa Allah kangen banget pengin ke Jogja niih, tandai dulu ah itu warung gudegnya blm pernah tau, tapi klo udah direkomendasikan gini jadi mau coba juga ah, siapa tahu cocok.
ReplyDeleteHahaha iya akupun belum pernah kesana. Yuk ntar kita cobain ya
DeleteHabis pandemi, agendakan ke Jogja lagi apa yaaa? Kangen juga. Aku belum ngubek-ngubek karena kalau ke sana tuh terbatas banget. Mau yang agak lamaan biar puass
ReplyDeleteTahun lalu sebenarnya sudah berencana kalau libur Lebaran tahun ini mau liburan ke Jateng, salah satunya ke Jogya. Ternyata, ada corona hiks. Semoga bisa ke Jogya deh setelah pandemi ini usai.
ReplyDeleteJadi kangen Jogya. Kalau ke Jogja, aku pasti ngincernya langsung area pantai mak, karena kan di kotanya sendiri sudah padat. Tapi, jogja so far tetap ngangenin
ReplyDeleteIdeeemm salah satu kota yang mau kukunjungi adalah Yogya :D
ReplyDeleteMau ajak anak2 ke mana tu taman yang dikelola ma danone aku kok lupa, mbak belum sebutin kekknya hehe. Ah iya Taman Pintar mbak :D
Semoga pandemi segera berakhir. Biar kita bisa jalan-jalan dan kulineran bareng keluarga. Aku juga udah jangen banget main ke Jogja mbk.
ReplyDeleteDuh Jogja.. belum kesampaian nih aku kesana mbak, pengen banget padahal.Semoga setelah pandemi bisa ke Joga, Amiin
ReplyDeleteAduh Jogja, kangen banget ih ke sana lagi. Huhu, semoga pandemi ini lekas kelar ya. Jogja nih pastinya tempat traveling yang kudu dituju saat pandemi berakhir
ReplyDeleteKangen yogja aku tuh. Kapanlah nanti bisa ajak keluarga liburan ke yogja. Pengen aku kunjungi tenpat2 itu mak
ReplyDeleteKalau suka daging kambing, kudu nyobain sate klatak mba. Yang otentik itu yang ada di arah agak luar kota Yogya, duuuh aku kok lupa namanya ya. Yang orang Jogja asli pasti tau mba kalau ditanya ini.
ReplyDeleteYa Alloh itu Monumen Jogya kembali aku ke sana waktu SMP mba hahaha kangen deh semoga bisa segera ke Yogya aamiin
ReplyDeleteAku dong, mbak, pengen ke Jogja lagi. Padahal sebelum wabab ini, aku dan keluarga udah ke sana lho. Jogja mmg layak dikunjungi berulang2
ReplyDeleteTapi yang mendesak bagi anak-anak adalah rindu teman-teman sekolahnya dan rindu binatang-binatang peliharaan. Kalau buat kita yang nggak kuat nahan rindu pengen traveling ya Mbak.
ReplyDeletedulu saya jelajahi taman sari tp gak sampai bagian lorong bawah. saya kepo. malanya ada rencana pengen ke jogja lagi. semoga pandemi lekas berlalu dan saya bs ajak sekeluarga ke provinsi istimewa ini
ReplyDeleteEhiyaa...jadi ketauan umur kak Ruli, hahhaa...
ReplyDeleteKangen banget ke Jogja. Aku kalau mudik ke Surabaya, biasanya rutenya Semarang, trus sengaja turun dulu ke Jogja.
Akses menuju Jogja ini uda nyaman banget kalau menggunakan kendaraan pribadi.
Bener, kak Ruli.
DeleteKe Jogja, wajib banget kuliner, terutama gudeg.
Mantap!
Jogja selalu ngangeni dan aku selalu kepengen hunting ke semua pasar tradisionalnya. Banyak makanan otentik yang enak enak dan interaksi di pasar sungguh hangat buatku
ReplyDeleteTambah Taman Pintar,Mbak. Tempat piknik edukatif untuk anak. Abis itu ajak ke Shopping belanja buku - buku murah :D
ReplyDeleteDuuuhh jadi kangen jogya kan jadinya gara2 baca postingan ini. Udah ga sabar pengen pandemi selesai
ReplyDeleteYa Allah.... aku mau juga ke Jogja. duh kan.... list aku makin banyak ini jadinya. Mau ke taman sari, ke prambanan, dan glampong. mau foto-foto sampai mabok pokoknya.
ReplyDeletesemoga pandemi ini akan segera selesai ya
Kangen ke Jogja, mau ke Prambanan deh sama jalan-jalan cantik. Sekarang, mari bersabar dulu
ReplyDeleteWah, tujuan wisata kita sama Mbak. Kalau pandemi ini sudah berakhir keluarga saya juga ingin main ke Yogyakarta. Gak pernah bosen main ke sana, meski udah beberapa kali. Kota yang ngangeniin.
ReplyDeletePenasaran deh sama destinasi wisata Gembira Loka, maklum sering dengar tapi belum pernah coba main ke sini.
ReplyDeleteKangen nJogja ey, Mbak. Salah satu tempat yang masih jadi wishlist itu museum gunung merapi, pengin lihat secara lebih dekat pula. Duh, aseli, kangen suasana jogja pas malem :')))
ReplyDeleteAlhamdulillah destinasi 1-5 dan 8 sudah pernah semua. Yang monumen Jogja Kembali saya kunjungi saat SD. Saat baru diresmikan. Beberapa bulan setelah diresmikan, tepatnya.
ReplyDeleteTertebak usia saya, ahk?
Hihihihi
Yang tidak kalah serunya kalau ke Yogya adalah berburu aneka gudeg dan krecek mba... beda penjual... beda citarasa...
ReplyDeletejogjakarta
ReplyDeletebaru sekali ke sini belasan tahun lalu
tahunya cuma malioboro
ternyata banyak destinasi yang menarik
penasaran dengan taman sari yang sering liat di IG
Rame banget mba. Jadi pengen liburan juga kalo pandemi ini sudah berlalu, udah punya list perjalanan hihi
ReplyDeleteSama. Sdh ga sabar jg pengen jalan2. Setuju Mbak ttg wisata edukasi biar ttp ada yg dipelajari meski baru selesai jalan2.
ReplyDeletejadi ga sabar buat jalan-jalan. mari kita konsep jalan-jalan kita setelah pandemi hehe
ReplyDeleteaku waktu zaman SD sering diajak ortu jalan-jalan ke Jogja saat libur kenaikan kelas. Dari 8 tempat itu, aku baru ke monumen jogja kembali dan gembira loka.. kalau monumen jogja kembali lupa kaya gimana dalamnya karena ngga terlalu tertarik (maklum masih kecil) tapi kalau gembira loka masih inget beberapa detilnya, apalagi aku pecinta hewan..
ReplyDeleteabis lebaran kemarin sebenernya mau jalan-jalan ke Jogja tapi batal gara2 corona T_T
-traveler paruh waktu
jogya masuk wishlist setelah pandemi berakhir mbak, lahh ini aja minggu depan temen ngajak ke jogya, entahlah bisa ikut atau nggak. selalu ada aja kegiatan seru di sana.
ReplyDelete