Sejak akhir memasuki masa kelas 4 yaitu tahun ajaran 2019-2020, anak pertamaku yaitu Qorira, sudah diperkenalkan istilah pra-remaja. Dalam pelajaran sekolah fiqhun nisa (pelajaran khusus akhwat) dia di ajari persiapan menjalani masa itu termasuk soal baligh, menstruasi, termasuk soal perasaan yang mulai ada terbadap lawan jenis. Bagaimana dengan Qorira?
Pelajaran ini diberikan tentu saja agar tidak kaget dan tidak salah arah. Meski masa baligh dan haid tiap anak berbeda, aku sebagai orang tua sangat terbantu dengan hal ini. Jadi aku mengajarkan, sekolah pun membantu dengan bahasa yang lebih islami dan sesuai syariat.
Aku bersyukur karena Qorira percaya padaku tentang segala hal, termasuk bercerita rasa suka terhadap lawan jenis itu mulai ada. Aku tidak menghalangi dan tidak pula menganjurkan. Aku hanya sebagai pendengar, karena perasaan seperti itu hadir dengan sendirinya, fitrah wajar sebagai wanita. Yang harus di waspadai justru jika yang disukai bukan lawan jenis, itu naudzubillah. Jauhkan kami dari azab Allah. Tapi postingan ini tidak membahas soal itu, karena Qorira sudah tau benar kalau pacaran itu haram, dan tidak boleh memikirkan orang yang tidak halal (bukan muhrim). Jadi tidak membiarkan itu berlarut-larut, fokus pada sekolah dan ibadah saja, dia sudah merasa nyaman hatinya karena sudah bercerita.
Yang menarik adalah ketika sudah kelas 5 (Qorira kelas 5 sejak beberapa bulan lalu, juli 2020) dia tak lagi mau disebut anak-anak, melainkan pra-remaja. Masa transisi ketika sudah bukan lagi anak-anak, namun belum juga remaja. Range usia pra remaja adalah kelas 5-6, berusia 10-14 tahun. Begitu informasi yang aku dapat. Sudah gak suka disebut anak-anak. Ingin cepat besar rupanya ya.
Akhirnya Qorira berusia 10 tahun, Barakallahu fiik
Akhirnya Qorira berusia 10 tahun, Barakallahu fiik
Dan ketika Qorira baru saja ulang tahun seminggu lalu, mendadak aku jadi baper. Ya Allah, anakku sudah 10 tahun, kok rasanya dia masih saja bayi kecilku. Tingginya hampir sama dengan tinggiku, ukuran sepatu kami hanya selisih 1 nomor, namun karena dia kurus, berat badannya masih separo dari berat badanku. Secara fisik lebih banyak ikut papahnya. Dari jenis rambut, bentuk gigi, bentuk kuku dan jari, dan beberapa kebiasaan mirip ke papahnya. Tapi makin besar jadi cenderung banyak mirip ke aku.
Aku seperti bercermin pada Qorira, banyak hal yang kusukai saat kecil, juga disukai Qorira termasuk soal mata pelajaran, makanan, aktivitas, dan sifat juga banyak yang mirip. Aku tentu inginnya Qorira hanya mengambil yang baik dariku. Jadi aku berusaha keras menjaganya agar karakter atau kelakuanku yang tidak baik saat kecil, tidak dilakulan oleh Qorira. Aku mengajarinya bagaimana bersahabat, berperilaku sopan santun, memperlakukan adik, pokoknya aku berharap dia bisa jadi teladan yang baik untuk adik-adiknya semampuku. Sifat yang baik tentu aku ajarkan dan dipertahankan, yang jelek kuabaikan dan kujauhkan dari Qori agar tidak terkontaminasi.
Meski harus diakui manusia tak luput dari kekurangan, Qorira pun memiliki kekurangan. Tapi bagaimana caranya agar Qorira bisa mengelola kekurangannya agar tidak sampai menjadi penghambat prestasi atau menjadi momok yg ditakuti. Mengajarinya menerima segala kekurangan dirinya, membantunya mengenal dirinya sendiri termasuk mengenali ada alergi apa pada dirinya, makanan apa yang tidak cocok sama perutnya, dan di cuaca apa biasanya dia bersin.
Entah kenapa sejak aku belajar untuk hijrah dan mengikuti syariat Allah, aku berusaha banget menjadikan anakku mandiri sejak dini. Karena dalam pikiranku, aku bisa dijemput Allah kapan saja, jadi kapanpun aku dijemput aku pastikan anak-anakku bisa mandiri tanpaku. Jadi sejak pra remaja ini Qorira sudah bisa cuci piring, bersihin rumah, wc, nyuci baju pakai tangan juga bisa meski ada mesin cuci. Qori juga sudah bisa masak dikit-dikit seperti sayur bening, omelet, jasuke, tumisan dan berbagai gorengan. Qorira juga sudah bisa menggunakan semua alat elektrik di rumah seperti rice cooker, vacuum cleaner, mesin cuci dan blender. Juga life skill seperti gardening, berenang, joging, bersepeda dan banyak lainnya yang tidak bisa kusebut. Aku sangat bangga pada semua pencapaian Qorira di usia 10 tahun ini.
Meski harus diakui manusia tak luput dari kekurangan, Qorira pun memiliki kekurangan. Tapi bagaimana caranya agar Qorira bisa mengelola kekurangannya agar tidak sampai menjadi penghambat prestasi atau menjadi momok yg ditakuti. Mengajarinya menerima segala kekurangan dirinya, membantunya mengenal dirinya sendiri termasuk mengenali ada alergi apa pada dirinya, makanan apa yang tidak cocok sama perutnya, dan di cuaca apa biasanya dia bersin.
Entah kenapa sejak aku belajar untuk hijrah dan mengikuti syariat Allah, aku berusaha banget menjadikan anakku mandiri sejak dini. Karena dalam pikiranku, aku bisa dijemput Allah kapan saja, jadi kapanpun aku dijemput aku pastikan anak-anakku bisa mandiri tanpaku. Jadi sejak pra remaja ini Qorira sudah bisa cuci piring, bersihin rumah, wc, nyuci baju pakai tangan juga bisa meski ada mesin cuci. Qori juga sudah bisa masak dikit-dikit seperti sayur bening, omelet, jasuke, tumisan dan berbagai gorengan. Qorira juga sudah bisa menggunakan semua alat elektrik di rumah seperti rice cooker, vacuum cleaner, mesin cuci dan blender. Juga life skill seperti gardening, berenang, joging, bersepeda dan banyak lainnya yang tidak bisa kusebut. Aku sangat bangga pada semua pencapaian Qorira di usia 10 tahun ini.
Aku juga sering menyebutnya hantu lomba, karena anak ini terobsesi pada lomba. Apapun itu, kalau lomba pasti mau ikut meski kadang aku tau dia gak berbakat pada bidang itu, tetap aja mau mencoba. Ku akui, mental Qori memang juara, sering menang lomba tapi kalahnya juga sering. Dan dia cepat belajar dari kesalahan juga cepat melupakan. Jadi gak kapok-kapok pengen ngelomba terus. Dan biasanya sih aku dan suami hanya bisa memfasilitasi.
Kalau aku menyukai kegiatan sosial bersama dhuafa, Qorira juga suka bahkan lebih loyal. Ketika aku bersedekah kadang aku masih ingat menabung dan jajan ini itu. Tapi kalau Qorira kadang tanpa basa basi semua disedekahkan uangnya. Pernah juga dia menang lomba, dapat uang lumayan banyak kalo buat anak SD. Saat itu aku cerita ke papahnya lagi butuh dana untuk dhuafa, kebetulan dia dengar, uangnya langsung dikasihkan semua untuk disedekahkan. Katanya dia sudah cukup dapat hadiah dan piala, uangnya gak perlu. Tentu aku tidak menghalangi donk, masa orang mau sedekah ku suruh ngurangi supaya sedekah yang receh aja, sisanya tabung atau beli mainan. Masa iya aku nyuruh gitu? Orang tua macam apa jadinya kalau menghalangi anaknya sedekah banyak, hihihi..
Qorira juga ku ajari bagaimana membedakan level dhuafa, dari yang hanya sekedar miskin tapi tidak kekurangan, level kekurangan sampai berakibat buruk, dan level sangat darurat dibantu segera. Agar kelak ada yang menggantikanku jika aku tak lagi bisa mengurusi kegiatan sosialku.
Kalau aku menyukai kegiatan sosial bersama dhuafa, Qorira juga suka bahkan lebih loyal. Ketika aku bersedekah kadang aku masih ingat menabung dan jajan ini itu. Tapi kalau Qorira kadang tanpa basa basi semua disedekahkan uangnya. Pernah juga dia menang lomba, dapat uang lumayan banyak kalo buat anak SD. Saat itu aku cerita ke papahnya lagi butuh dana untuk dhuafa, kebetulan dia dengar, uangnya langsung dikasihkan semua untuk disedekahkan. Katanya dia sudah cukup dapat hadiah dan piala, uangnya gak perlu. Tentu aku tidak menghalangi donk, masa orang mau sedekah ku suruh ngurangi supaya sedekah yang receh aja, sisanya tabung atau beli mainan. Masa iya aku nyuruh gitu? Orang tua macam apa jadinya kalau menghalangi anaknya sedekah banyak, hihihi..
Qorira juga ku ajari bagaimana membedakan level dhuafa, dari yang hanya sekedar miskin tapi tidak kekurangan, level kekurangan sampai berakibat buruk, dan level sangat darurat dibantu segera. Agar kelak ada yang menggantikanku jika aku tak lagi bisa mengurusi kegiatan sosialku.
Aku pun melihat dia suka menulis sepertiku, hanya memang perlu banyak diasah lagi karena belum paham menyusun ritme cerita dan belum bisa dapat klimaks cerita, pelan tapi pasti aku mengajarkan. Alhamdulillah oleh sekolahnya Qori beberapa kali dipercaya mewakili sekolah lomba menulis dan alhamdulillah beberapa kali nyantol sebagai juara, meskipun tidak selalu, ada aja kalahnya juga beberapa kali. Anaknya selow aja tapi, mentalnya udah terasah, siap menang siap kalah. Gak kapok-kapok kalah, hahaha.
Qorira dan Nasi Mandhi Ayam Arabian food favoritnya |
Tahun ini, aku tidak membeli cake, karena biasanya selalu tidak habis dan aku males ngurusin coletan mentega dimana-mana. Mau pesen tumpeng juga biasanya gak habis. Akhirnya aku memilih order makanan kesukaan Qorira yaitu nasi arab. Favoritnya adalah nasi mandhi, karena kambing mahal, aku pesenin nasi mandhi ayam saja. Hihihi. Masyaallah tabarakallah.. rejeki dari Allah pertama kalinya mensyukuri pertambahan usia dengan masakan tinur tengah.
Sejak memasuki pra remaja ini, Qori mulai blak-blakan cerita tentang perasaan, bisa sensitif dan peka. Meski dari dulu anak-anak terbiasa terbuka padaku, tapi di usia pra remaja ini Qori sudah bisa menyampaikan perasaannya. Memahami dirinya dan apa yang diinginkannya. Namanya perempuan jelas sensitif kan ya? Dan Qori memang paling sensi kalau terkait sama papahnya. Wajar sih, papah kan cinta pertamanya di dunia ini.
Kalau papahnya yang marah, dia bisa nangis histeris, tapi kalo aku yang marah dia selow aja mukanya. Minta maaf sih, tapi gak sampai nangis. Sudah lebih tegas menunjukkan malu atau marah pada segala hal. Untuk ngurusin diri, meskipun masih juga suka berantakan dan belum terlalu bisa merawat diri tapi mulai banyak perubahan dalam hal penampilan, yaa remaja gimana sih ya sukanya yang stylist kan. Ternyata gini ya rasanya punya anak pra-remaja, hihihi. Aku berasa uda jadi emak senior punya anak gede.
Parfum dibelikan sebotol habis dalam seminggu, padahal ya gak kemana-mana, sekolah online aja di rumah. Kalo berkaca bisa lama, ntar kalo di tegur kelamaan ngaca ada aja gitu drama bapernya, padahal soal ngaca doank bisa jadi drama ya salaam. Mandi bisa setengah jam yang pas keluar kamar mandi tuh semerbak luar biasa, shampoo suka pake-pake punyaku padahal uda punya shampoo sendiri, apalagi kalau emaknya baru dapat produk endorse, suka banget nyoba-nyobain. Sebagai emak, marah-marah donk ya meski kamar mandi ada dua tetap saja ngapain lama-lama di wc. Tapi bagi Qori itu penting banget gaes, penuh drama lah pokoknya. Seru dan gemesin, hahaha.. aku menikmati banget sih masa-masa ini.
Pra Remaja yang penuh drama
Sejak memasuki pra remaja ini, Qori mulai blak-blakan cerita tentang perasaan, bisa sensitif dan peka. Meski dari dulu anak-anak terbiasa terbuka padaku, tapi di usia pra remaja ini Qori sudah bisa menyampaikan perasaannya. Memahami dirinya dan apa yang diinginkannya. Namanya perempuan jelas sensitif kan ya? Dan Qori memang paling sensi kalau terkait sama papahnya. Wajar sih, papah kan cinta pertamanya di dunia ini.
Kalau papahnya yang marah, dia bisa nangis histeris, tapi kalo aku yang marah dia selow aja mukanya. Minta maaf sih, tapi gak sampai nangis. Sudah lebih tegas menunjukkan malu atau marah pada segala hal. Untuk ngurusin diri, meskipun masih juga suka berantakan dan belum terlalu bisa merawat diri tapi mulai banyak perubahan dalam hal penampilan, yaa remaja gimana sih ya sukanya yang stylist kan. Ternyata gini ya rasanya punya anak pra-remaja, hihihi. Aku berasa uda jadi emak senior punya anak gede.
Parfum dibelikan sebotol habis dalam seminggu, padahal ya gak kemana-mana, sekolah online aja di rumah. Kalo berkaca bisa lama, ntar kalo di tegur kelamaan ngaca ada aja gitu drama bapernya, padahal soal ngaca doank bisa jadi drama ya salaam. Mandi bisa setengah jam yang pas keluar kamar mandi tuh semerbak luar biasa, shampoo suka pake-pake punyaku padahal uda punya shampoo sendiri, apalagi kalau emaknya baru dapat produk endorse, suka banget nyoba-nyobain. Sebagai emak, marah-marah donk ya meski kamar mandi ada dua tetap saja ngapain lama-lama di wc. Tapi bagi Qori itu penting banget gaes, penuh drama lah pokoknya. Seru dan gemesin, hahaha.. aku menikmati banget sih masa-masa ini.
Doa dan harapan untuk Qorira
Selamat berusia 10 tahun ya nak. Semoga kelak Qori baca tulisan ini dan bisa jadi kenangan. Betapa Qori sangat berarti bagi mama. Karena sejak kehadiran Qorira, mama bisa disebut dan dipanggil mama, dan Qori adalah buah hati mama papa, Qori dan adik-adik Qori adalah harta paling berharga yang Allah titipkan ke mama papah lebih dari apapun. Meski mama galak, suka mengomel, nyebelin, tapi semua demi kebaikan Qorira. Meski tidak semua alasan bisa mama jabarkan saat ini. Tapi karena terlalu banyak karakter kita yang mirip, maka mama tidak ingin kesalahan-kesalahan mama di masa kecil nanti terulang pada Qorira. Qorira harus jadi anak yang lebih baik, tentu saja baik dimata Allah. Mungkin saat kamu sudah lebih besar Qori akan paham kenapa banyak sekali larangan diterapkan.
Qorira yang akhirnya memasuki usia pra-remaja, nikmatilah masa anak-anak mu dengan eksplorasi sepuasnya ya nak. Meski cita-citamu tak lagi jadi ustadzah, dan masih terus berubah-rubah tapi menjadi penghafal quran tetap mama wajibkan padamu, mau jadi apapun kelak, insyaallah hafalan Quran itu akan menjadi penjagamu agar hatimu selalu berlafadzkan ketentuan Allah karena tertanam Quran dalam dirimu. Allah mudahkan dan jadikan, Aamiin Ya Rabbal Aalamiin..
Oh iya, karena Qorira saat ini juga sedang mengikuti lomba tahfidz dalam event pekan muharram, maka link youtubenya mama taroh disini buat kenangan, semoga tidak dihapus oleh pihak sekolah videonya kelak ya. Biar tersimpan seterusnya. Dan bagi yang nonton, minta like jempolnya juga ya, agar Qorira makin semangat berlomba. Doain juga bisa menang, aamiin..
Nak, pertemuan kita di dunia ini mungkin tak lama, hanya sekejap saja. Tapi kepadamu dan adik-adikmu, mama selalu berdoa dan berusaha agar kalian bisa jadi para penghafal Quran. Mari kita jadi keluarga yang tarik menarik ke surga yang lebih tinggi, mari berkumpul lagi kelak di surga di tempat yang kekal. Dunia yang hanya sementara ini, mari kita berjuang sama-sama ya nak mengejar ridho-Nya. Marinkita nikmati kebersamaan yang tak lama ini, dengan bahagia. Semoga Qorira bahagia memiliki ibu seperti mama, semoga..
Saat Qori mengejar akhirat, maka dunia akan mengikutimu. Tapi jika Qori hanya mengejar dunia, maka Akhirat akan makin jauh. Mama yakin Qori akan jadi anak sesuai harapan papa mama dan sesuai namanya. Aamiin.
Saat Qori mengejar akhirat, maka dunia akan mengikutimu. Tapi jika Qori hanya mengejar dunia, maka Akhirat akan makin jauh. Mama yakin Qori akan jadi anak sesuai harapan papa mama dan sesuai namanya. Aamiin.
huhuhu.. sama nih mba, aku juga anak pertama, perempuan sudah 10 tahun.. masih suka tidur empit empitan berempat sama bundanya dan adeknya, tapi belakangan sudah sering pindah kamar. Sudah disiapkan kamar sendiri di belakang, yang nyaman dan lebih privasi. Entah, smoga arahnya benar, krn namanya bapak ya, dengan anak peempuan tetap mesti berjarak. Aamiin smoga jadi anak sholehah ya Qorira
ReplyDeleteAnak cantik, Baik, shalihaat
ReplyDeleteHappy milad ya. Semoga senantiasa bahagiaaa. Sukses dunia akherat yaaa
Masya Allah.. perkembangan Qorira menggembirakan sekali ya, Mbak. Sudah banyak pencapaiannya. Semoga selalu shalihah ya, Qori.
ReplyDeleteBtw dramanya pra remaja cewek kaya gitu, ya. Hihihi. Kalo Faiq paling banter ngaca lama sambil bener-benerin rambut :D
Selamat ultah qorira semoga segala doa mama papanya diijabab Allah SWT.
ReplyDeleteSy jg punya anak, tunggal, usia 9 thn september lalu.
Mmg ada baper2nya ketika anak makin gede.
Kadang pengin dia ttp kecil biar biss diuyel2
Tp ada jg harapan dia jd anak tumbuh besar dan bisa jd teman ngobrol yg asyik
Barakallahu fiik, Qorira....
ReplyDeleteSosok pra-remaja yang super karena berani mengejar lomba. Di balik putri secanggih ini tentulah ibu bapaknya tak kalah canggih.