lindungi lahan gambut dan fauna Indonesia (pantaugambut.id) |
Pernah enggak sih terbersit dalam hati, kok bisa ya si A, B, C, memiliki peliharaan spesies binatang langka yang asalnya dari pelosok Indonesia? pasti pernah terbersit juga, itu hewannya di dapat secara legal enggak sih? pasti pernah berpikir begitu. Memang ada suatu kebanggaan dan kesenangan tersendiri memiliki hewan yang langka, bahkan kadang hidup mereka pun di "manja" katanya, padahal kita juga enggak tau kalau hewan tersebut ingin juga kembali ke habitatnya.
Dalam acara online gathering Eco Blogger Squad, kami yang tergabung dalam komunitas blogger yang peduli akan isu perubahan iklim dan hutan Indonesia, kembali belajar banyak. Kali ini tentang "Lindungi lahan gambut, lindungi fauna Indonesia". Sebagai pembicara ada Ibu Herlina agustin dari Pusat Studi Komunikasi Lingkungan Fakutas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran-Bandung, dan Mbak Ola Abas dari pantaugambut.id
Eco Blogger Squad online Gathering |
Wow..wow..wow.. Sejak awal gathering, materi dari Ibu titin aku sudah langsung melek. Aku akhirnya tau betapa mudahnya kepunahan flora dan fauna di Indonesia ini terjadi. Betapa cepatnya keanekaragaman hayati di Indonesia ini berkurang. Ternyata Indonesia adalah salah satu negara yang berada di urutan kedua tercepat di dunia dalam hal kepunahan dan berada di urutan ke-4 dunia dalam hal penyelundupan satwa liar. Sakitttt...karena urutan ini bukanlah sesuatu yang membanggakan Indonesia, justru menyakitkan.
Apa Itu Lahan Gambut
Gambut adalah lahan basah yang terbentuk dari timbunan materi organik yang berasal dari sisa-sisa pohon, rerumputan dan lumut, juga jasad hewan yang membusuk.
Timbunan tersebut menumpuk selama ribuan tahun hingga membentuk endapan yang tebal. Diperkirakan butuh 2000 tahun untuk membentuk lahan gambut sedalam 4 meter, sangat tidak mudah. Pada umumnya, gambut ditemukan di area genangan air, seperti rawa, cekungan antara sungai, maupun daerah pesisir. Nah, kalau gambut yang ada di daerah kalsel ini gambutnya berada di daerah rawa.
Karakteristik gambut yang ideal adalah basah dan mengandung banyak karbon di bawahnya. Lahan gambut mengandung dua kali lebih banyak karbon dari hutan tanah mineral yang ada di seluruh dunia.
Perlu diketahui bahwa membangun rumah atau bangunan diatas lahan gambut di Kalsel ini butuh pondasi yang sangat kuat, timbunan kayu galam banyak sekali juga urukan pasir dan tanah padat semacamnya. Karena itulah membangun rumah atau bangunan lain di tanah gambut ini butuh dana yang cukup besar untuk pondasi. Tapi meski mahal masih banyak juga lahan gambut yang beralih fungsi menjadi bangunan karena pertumbuhan penduduk. Ini adalah dilema yang kita hadapi saat ini seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia.
Apa fungsinya memiliki lahan gambut?
Mengurangi dampak bencana banjir dan kemarau
Daya serapnya yang tinggi membuat gambut berfungsi sebagai tempat penyimpanan air.
Menunjang perekonomian masyarakat lokal
Berbagai tanaman dan hewan yang habitatnya di lahan gambut dapat menjadi sumber pangan dan pendapatan masyarakat sekitar gambut.
Habitat untuk perlindungan keanekaragaman hayati
Berbagai macam flora dan fauna dapat tumbuh dan tinggal di lahan gambut. flora dan fauna ini berfungsi menjaga ekosistem lahan gambut, juga bermanfaat untuk kehidupan manusia disekitarnya.
Lahan gambut menjaga perubahan iklim
Gambut menyimpan cadangan karbon yang besar sehingga ketika lahan gambut Lahan gambut mengandung dua kali lebih banyak karbon dari hutan yang ada di seluruh dunia, Indonesia bahkan lahan gambutnya menyimpan 53-60 milyar ton karbon. Apabila terganggu, dikeringkan atau mungkin alih fungsi, simpanan karbon di dalam gambut akan lepas ke udara sehingga menjadi sumber utama emisi gas rumah kaca.
Dari 258.650 spesies pohon tinggi yang tercatat di dunia, 13%-15% terdapat di lahan gambut Indonesia, yaitu 35-40 ribu spesies pohon tinggi.
Selain itu, terdapat 35 spesies mamalia, 150 spesies burung, dan 34 spesies ikan di lahan gambut. Beberapa fauna merupakan spesies endemik dan dilindungi International Union for Conservation of Nature (IUNC) yang masuk ke dalam Red List IUNC, seperti buaya senyulong, langur, orang utan, harimau Sumatera, beruang madu, dan macan dahan.
Nah, sampai disini ada keterkaitan bukan antara penjelasan Ibu Titin dengan Mbak Ola abas? bahwa keanekaragaman flora dan fauna di Indonesia ini bergantung pada hutan gambut yang kita pantau dan kita jaga ini. Dimana kita sendiri sekarang sedang terancam karena jumlah lahan gambut yang terus menerus berkurang setiap tahunnya. Membuatnya susah butuh ribuan tahun, namun cukup singkat waktu untuk menghancurkan dan mengalih fungsikannya. Deforestasi hutan saat ini memang menjadi tantangan besar kita dalam menjaga hutan gambut Indonesia. Apalagi deforestasi yang dilakukan dengan cara membakar hutan, dan hutan yang dibakar berupa lahan gambut. Ah itu sangat menyakitkan bagi pra flora dan fauna.
Kenapa? lahan gambut mempunyai jenis tanah yang apabila terbakar maka panasnya akan awet. karena dia memiliki banyak lapisan yang mudah terbakar dan saat terbakar akan menghasilkan panas yang tahan lama ketimbang panas tanah biasa. Hal ini yang membuat flora dan fauna jadi tidak bisa bertahan hidup karena panas yang berkepanjangan ditambah lagi asap kebakaran hutannya. Akhirnya banyak hewan dan tumbuhan yang terbakar hidup-hidup ketika kebakaran lahan dilakukan.
Bu titin memaparkan tentang deforestasi |
Satu hal lagi, Saya membenarkan apa yang diceritakan Ibu Titin, dimana ada banyak fenomena lucu yang terjadi di masyarakat selain perihal fauna Indonesia juga yaitu salahnya pemahaman soal mencintai hewan, Banyak yang mengira bahwa mewujudkan kasih sayang kepada fauna adalah dengan memeliharanya. Padahal semua jenis hewan akan lebih bahagia jika hidup dihabitatnya sendiri. Tugas kita pun harusnya bukan memeliharanya, menjual atau membeli, apalagi menyelundupkannya. Melainkan menjaga habitatnya dan menjaga hutannya. Plis jangan diam saja jika disekitar anda ada yang memelihara hewan langka secara ilegal. Kita juga harusnya menjadikan Indonesia menjadi tempat yang nyaman bagi kehidupan hewan-hewan dengan spesies langka dan dilindungi. namun hambatan kita adalah orang-orang yang menyukai hewan namun berpengetahuan minim soal ekosistem hutan yang rusak akibat faunanya di ambilin. Kita pun juga mengalami kerugian, karena kesempatan kita mempelajari sains tentang hewan jadi hilang.
Nah salah satu cara tepat untuk mempertahankan lahan gambut di Indonesia adalah dengan cara restorasi, restorasi ini di harapkan bisa me-reset ulang kondisi lahan gambut di Indonesia yang telah rusak atau hilang, agar kembali nyaman bagi flora dan fauna
restorasi lahan gambut sebagai solusi lindungi fauna Indonesia |
Melalui gathering dan postingan blog saya ini saya juga mengajak semua teman-teman dan siapa saja yang membaca tulisan ini agar saling bahu membahu memantau hutan gambut Indonesia dengan cara:
SEBARKAN kepedulian tentang pentingnya lahan gambut bagi keberlangsungan hidup manusia terutama orang Indonesia
MARI KONSISTEN speak up tentang berbagai isu tentang pentingnya memelihara dan melindungi lahan gambut
MENDORONG KOMITMEN PEMERINTAH agar selalu serius dan disiplin dalam mengelola dan melindungi lahan gambut yang dimiliki oleh Indonesia.
- Peraturan Pemerintah (PP) No.57 tahun 2016 jo PP No.71 tahun 2014, Perlindungan Total pada Hutan Alam, Lahan Gambut, dan Daerah Pesisir
- Instruksi Presiden (Inpres) No. 5 tahun 2019, Penghentian Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut. Inpres ini merupakan(perbaikan dari Inpres No. 6 tahun 2017 tentang Penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut).
Jika diingat lagi lahan gambut di negara kita semakin berkurang padahal lahan ini sangat penting untuk keberlangsungan hidup.
ReplyDeleteBener banget untuk mengatasi masalah dan menjaga kelestarian lahan gambut ini perlu peran kedua pihak yaitu pemerintah dan masyarakat.
ReplyDeleteNah, ini mah diperlukan kesadaran dari semua pihak untuk tetap melestarikan lahan gambut
ReplyDeleteMenjelang kemerdekaan nih kita harus semangat melindungi tanah air kita termasuk lahan gambutnya yang penting banget.
ReplyDeleteWah bener banget penting banget menjaga lahan gambut ini terlebih itu berpotensi membuat negara kita subur dan makmur.
ReplyDeleteHewan memang harus ditempatkan pada habitat yang sebenarnya, bukan dipelihara. Itulah mengapa saya gak terlalu suka dengan dunia hewan ^_^
ReplyDeletelahan gambut itu penting dan membantu banget padahal yaa, wajib banget nih di infoin dan di share biar masyarakat lebih peduli tentang lahan gambut yang semakin berkurang :(, semoga kedepanya banyak yang lebih peduli tentang keberlangsungan alam huhu
ReplyDeleteIya, kita ini suka sok tahu ya, "memelihara" satwa langka,
ReplyDeletetapi memang ada kok yang bermaksud "melindungi" ya mbak
Satwa langka dan semakin menghilang ga cuman karena ada penyelundupan satwa, juga deforestasi hutan, alih fungsi hutan menjadi area baru untuk manusia, dan banyak lagi ulah manusia....
Yuk, mendukung sebarkn Awareness akan pentingnya melindungi lahan gambut yang semakin langka. Bentuk peduli yang mengingatkan aku kembali bahwa bumi ini bukan untuk kepentingan sendiri saja, saat ini. Tapi untuk masa depan anak cucu kita kelak bisa menikmatinya.
ReplyDeleteSangat penting untuk menjaga lahan gambut yg akhir ini mulai berkurang krn faktor kurangnya kesadaran akan kelestarian lingkungan. Kita butuh masyarakat dan pemerintah bergandengan tangan dlm kelestarian lingkungan.
ReplyDeleteWow!! jadi Indonesia sudah dinobatkan sebagai pemilik lahan gambut terbesar di dunia urutan ke 4 setelah Kanada, Rusia dan US yakni seluas 15-20 juta Ha, dan Indonesia juga berada di urutan ke-2 di dunia sebagai pemilik lahan gambut tropis terluas di dunia setelah hutan amazon di Brazil
ReplyDeletePengelolaan lahan gambut memang penting, apalagi tempat kita tinggal memang dominan dg tanah gambut. Alih fungsi lahan sebaiknya dipikirkan baik-baik supaya ekosistem tetap terjaga dg baik.
ReplyDeleteWaahh pembicaranya Bu Herlina Agustin alias Bu Titin, dosen dan kepala jurusanku dulu tuh pas aku masih kuliah. Nggak nyangka beliau jadi pembicara buat tema kayak gini.
ReplyDeleteTopik yang bagus dan esensial ini tapi lagi jarang dibahas karena kita semua lagi fokus sama virus. Semoga pemerintah juga nggak kecolongan lagi dan lagi sama masalah lahan ini ya.
ReplyDeleteSemoga lahan gambut kita dengan segala flora dan fauna yang tinggal di lingkungan ini bisa terus terjaga yaaa mba
ReplyDeleteSelama ini aku belum pernah ternyata fungsi lahan gambut itu banyak banget yaa.. Termasuk menjaga perubahan iklim. Selama ini yang lebih sering di dengar ketika lahan gambut kebakaran aja. Mustinya yang seperti ini lebih sering dikenalkan ya. Terutama untuk generasi-generasi muda yang nanti bakal menjadi penerus penjaga Indonesia. Yuk kita sebarkan terus dan jaga terus...
ReplyDeleteAku tercengang lahan gambut di Kalbar kedalamannya sampai 18 meter 😱😱
ReplyDeleteSebetulnya bangga ya Indonesia menjadi negara dengan lahan gambut terbesar dan terluas di dunia, tapin apalah artinya kebanggaan itu bila kita tidak menjaganya. Alih-alih mendapatkan manfaat, yang ada malah mengancam kehidupan dan lingkungan.
Lahan gambut tropis Indonesia memiliki kekayaan flora dan fauna yang khas serta mempunyai nilai ekologi tinggi. Tapi sayangnya beberapa tahun ini lahan gambut kerap mengalami kerusakan danGdan ekosistem. Itu sebabnya Kita semua punya tanggung jawab yang sama untuk menjaga kelestarian lingkungan demi berlangsung nya kekayaan serta keragaman hayati
ReplyDeleteKeren banget nih Eco Bloggers membantu pembaca memahami masalah lingkungan yang terjadi saat ini ya termasuk masalah lahsn gambut yang mudah terbakar
ReplyDeleteLahan gambut memang harus dijaga dan dilestarikan ya, nggak kebayang deh, kedalaman 4 meter butuh 2000 tahun... Waktu yg sangat lama...
ReplyDeleteAku kecil pernah tinggal di Kalimantan mbak dan dulu banyak banget oranh2 pelihara orang utan dan satwa2 lain yg dilindungi. Orang mungkin blm pada tau ya kalo satwa langka ga boleh dipelihara sendiri n harus dilindungi
ReplyDeleteDi Pekanbaru juga termasuk banyak lahan gambut ya. Abangku pernah kerja di perkebunan di PKU dan menjelaskan juga mengenai lahan gambut. Termasuk kalau lahan gambut terbakar cepat banget merambatnya.
ReplyDeleteKita memiliki lahan gambut terbesar tapi sedikit sekali yang peduli dan mengelolanya menjadi sesuatu yang baik untuk lingkungan dan masyarakat sekitar. Semoga kesadaran diri akan lingkungan banyak muncul pada genaerasi-genarasi penerus.
ReplyDeleteWow, serius baru tahu, lahan gambut tropis tertua di dunia dan di Kalimantan Barat, dengan kedalaman mencapai 18 meter! Bangga saja tak cukup ya, maka mesti dijaga kelestarian lahan gambut dan fauna yang mendiaminya
ReplyDeletewah aku semakin tahu tentang lahan gambut nih
ReplyDeleteternyata Kalimantan punya potensi gambut yang besar ya mbak, makanya sayang klo g dilestarikan dengan baik
Ah iya, pas materi dari Ibu Titin itu jadi mikir, ah ternyata kita tuh jahat sama fauna. Ngakunya sayang, tapi malah dipelihara. Mereka jadi gak sesuai dengan habitat aslinya. Belum lagi soal lahan gambut yang banyak terbakar. Asli bikin sedih
ReplyDeleteBangga juga setelah mengetahui kalau di negara kita yang tercinta terdapat lahan gambut yang luar biasa. Namun, kebanggaan itu harusnya diikuti dengan kecintaan kita terhadap kekayaan lahan gambut dan semua aset bangsa kita demi menjaga kelestarian alam kita.
ReplyDeleteMenarik sekali tentunya ilmu seperti ini apalagi lahan gambut ternyata bermanfaat juga ya jika dilihat dan acara seperti ini sangat bermanfaat banget
ReplyDeleteIya, jadi pengen ikutan supaya bisa nambah wawasan tentang gambut + pengelolaannya.
Deletemak, untuk melakukan restorasi ini bisa dilakukan oleh siapa sajakah atau harus dilakukan pihak tertentu atau pihak yang berwenang. bahaya ini kalo sudah terbakar, lama padamnya yah
ReplyDeleteLahan gambut yang sangat berharga karena hutan di Indonesia adalah salah satu hutan terbesar di dunia sehingga sumbangsihnya terhadap keseimbangan alam sangat besar.
ReplyDeleteSemoga dengan memelihara alam dengan baik, kita mewariskan hal baik juga untuk anak-cucu-cicit kita kelak.
Minim pengetahuan dan banyak yang egois. Di daerah saya ada satu kawasan gambut yang dulu cantik karena rumah panggung nya yang berjejer di atas lahan gambut. Tapi sekarang rumah-rumah itu sudah berubah menjadi rumah permanen dengan tipe fondasi yang mengubah fungsi sekian area dari lahan gambut itu. Sedih ;(
ReplyDeleteFakta unik yang baru aku tahu Mba, soal gambut tertua ada di Kalbar. Agak nyambung dengan kemarin pas baca buku ajak soal ekpedisi ke hutan tropis pedalaman Malaysia, di sana ada hutan usianya ribuan tahun. Kan mereka deketan ya Mba, Malaysia-Kalbar
ReplyDeletehmm.. mungkin itu juga ya alasannya selama puluhan tahun kota Banjarmasin dan sekitarnya itu nggak kena banjir. dan baru tahun 2021 ini akhirnya banjir juga karena lahan gambutnya sudah pada diurug jadi bangunan
ReplyDeletelahan gambut keliatannya kayak semak belukar tang tandus padahal fungsinya banyak terutam ajaga ekosistem sekitar ya ka... semoga tetap terjaga lahan gambut ini
ReplyDeleteSetuju bgt mba soalnya lahan gambut itu harus dijaga loh.. biar ekosistem alam tetap terjaga dengan baik jugaa
ReplyDelete