Jeram Alam roh 17, Rute menantang

   

Jeram Alam Roh 17, Aranio

    Bulan lalu, ketika anak-anak libur sekolah aku sekeluarga mencoba salah satu tempat wisata baru yang lagi viral di daerahku. Info awalnya aku dapat dari instagram karena ada yang review dan sepertinya ya seru aja karena belum pernah kesana, lalu penasaran banget, memangnya sebagus apa sih gitu kok di namanya jeram alam roh 17.

Sekilas tentang Jeram Alam roh 17

     Jadi, awal mulanya, masyarakat Banjarbaru dan sekitarnya jika ingin menuju ke Kabupaten Tanah Bumbu atau Kabupaten Kotabaru, itu menempuh waktu sekitar 6-8 jam. Oleh karena itu, pemerintah membangun jalan yang bisa mempersingkat waktu tempuh. Jalan ini melintasi gunung bukit dan hutan hingga akhirnya ke Tanah Bumbu cukup sekitar 3 jam saja, Daebakkk....

     Nah setelah jalan ini mulai terbuka di tahun 2018, maka ditemukanlah lokasi cantik ini, Jeram alam roh 17 yang berada di desa Rantau bujur, Aranio, Kabupaten Banjar. Tempat ini akan terlewati jika melewati rute menuju Kabupaten Tanah Bumbu itu. Daerah Aranio itu sendiri ada banyak sekali wisata alam di sekitarnya dalam satu kawasan. Enggak akan cukup kalian keliling disini satu hari. Cuma ciri khas di Aranio ini semua sama, yaitu menawarkan keindahan aliran sungai yang alami dan bernuasa pegunungan. Jadi kalau kesini tinggal memilih saja, mana yang paling menarik, tidak harus semua di datangi. Salah satu yang pernah saya ulas adalah di Sungai Kembang. Nah alam roh 17 ini seperti versi besarnya Sungai Kembang dimana tempatnya lebih besar, sungainya juga lebih lebar dan fasilitasnya lebih banyak.

     Melihat potensi wisata yang ada di sungai ini, maka perangkat desanya membentu tim pengelola yang diberi nama pokdarwis Putri Mayang Sari alias kelomPOK saDAR WISata Putri Mayang Sari.


Ruliretno.com @ Pokdarwis Mayang Sari


Nama kelompok sadar wisatanya yakni, Pokdarwis Putri Mayang Sari

"Kenapa kami ambil nama Pokdarwis itu, karena legenda sungai Malino ini di sini tempat mandinya dewi-dewi yang turun dari langit dinamakan Putri Mayang Sari, "ujar pengelola Jeram Alam Roh 17, Muhammad Riyadi (Sekretaris Desa Rantau Bujur), Sabtu (6/1/2024) dilansir dari Tribunnews Banjarmasin.

Perjalanan ke Jeram Alam Roh 17

Kami berangkat masih pagi, sekitar pukul 10 pagi. Sengaja agak nanggung mau siang, karena niatnya memang makan siang disana nanti. 

    Perjalanan dimulai dari kota Banjarbaru, tempat kami tinggal, yang memang gerbang awal menuju Meratus Geopark, ya.. segala tempat wisata gunung, sungai, glamping, dll memang terpusat di kabupaten Banjar di kawasan Meratus Geopark dan itu pintu masuknya lewat kota Banjarbaru. Beruntung banget kami yang tinggal di kota ini karena uda dekat jarak tempuhnya. 

Baca juga: Top 10 oleh-oleh khas Kalimantan selatan

     Dari banjarbaru ke jeram alam roh 17 itu menempuh jarak sekitar 45 km, apabila berkendara menggunakan mobil atau motor itu kurang lebih 1 jam estimasi tidak ada halangan/macet ya. Tapi di Banjarbaru itu jarang banget ada macet, hehe kecuali ada hajatan, kecelakaan, atau malam minggu. Jika kalian ingin kesana, bisa menyalakan google maps, tapi harus di nyalakan sejak berangkat. Karena apabila sudah mencapai lokasi sekitaran radius 25 km jelang lokasi itu signal sudah hilang, jadi engga bisa keliatan dimana belok dan lainnya. Jadi buka dulu titik mapsnya sebelum berangkat.

     Jalan Alam roh 17 itu sendiri, saya tidak tau kenapa dinamai alam roh. Tapi kalau saya menebak-nebak, karena jalannya serem, bukan serem dalam hal horor. Melainkan rutenya menguji adrenalin. Meliuk, naik turun, seperti roller coaster. Saya sarankan yang melalui ini adalah driver yang jam terbangnya sudah tinggi dan teruji. Wah... Gak bisa oleng dikit, bisa beneran kita pindah ke alam roh, hehehe. Apalagi kalo cuaca itu sedang hujan, licin, atau mungkin drivernya mengantuk, wahh.. hati-hati aja. Di pinggir jalan belum ada tambal ban, masih sepi sekali. Hanya mengandalkan diri sendiri.

    Kalau kalian pernah tau wisata Bukit Batu, nah kita menggunakan rute yang sama, tapi jika kita telah tiba di Bukit Batu, kan kita belok kanan. Ke Jeram Alam roh 17 masih lanjut terus. Aku pikir awalnya dekat. Ternyata masih sekitar 18 KM lagi, gaes.. jauh.. sekitar 25 menit perjalanan dengan mobil/sepeda motor. Nah, ketika kita mencapai bukit batu, itu rute masih biasa saja, tapi begitu menuju ke Jeram Alam Roh 17, subhanallah, aku berkali-kali tutup mata dan mengingatkan suamiku agar pelan-pelan saja yang penting selamat.

   Kami pikir setelah melewati Bukit Batu, kami akan segera tiba tapi ternyata masih setengah jalan. Jaraknya mungkin hanya 18 km tapi rute yang menantang tadi bikin kami rasanya lebih capek, berkali-kali aku menggerutu, "kok enggak sampe-sampe ya?"

Review Jeram Alam Roh 17

Setelah bertemu tulisan Alam Roh 17, rasanya legaaaa banget akhirnya stop penderitaan di perjalanan ini hahaha. Lebay banget sih aku ya, mungkin bagi orang yang uda biasa dengan rute kaya gitu padahal mah B aja kali ya. 

Begitu masuk parkiran mobil langsung disambut dengan Musola, Masyaallah, kaya negur aja gitu kami tiba pas zuhur. Kaya langsung di ingetin solat, hehehe. Jadi ya udah ketika masuk kesana, kita akan langsung di hadapkan pada banyak pilihan gazebo untuk duduk. Karena di tepian sini sudah penuh, akhirnya kami ke seberang sungai sana untuk menemukan gazebo mana yang masih kosong. Setelah bilang ke petugas bahwa kami mau duduk di gazebo dan membayar, maka kami langsung gantian ke musola untuk solat zuhur, harus gantian supaya ada yang jagain barang di gazebo.

    Nah musola itu sendiri, banyak punya pancuran air wudhu, jadi insyaallah gak akan antri. Cuma untuk yang berhijab, tidak ada tempat khusus wanita, jadi aku memutuskan untuk wudhu di dalam toilet saja supaya enak membuka hijab. Fyi, pembayaran toilet di Jeram alam roh 17 disediakan berbentuk celengan, jadi bayarnya sukarela berapa aja, air yang disediakan pun melimpah. Tapi toilet yang masih ala kadarnya belum di keramik, jadi ya masih terlihat kurang bersih meskipun gak ada kotoran apa-apa.

Jembatan penyeberangan yang kecil
Harus gantian karena pegangannya cuma 1 juga


    Yang bikin khawatir disini adalah penyeberangannya, yang hanya berupa titian kayu beberapa papan gitu. Kalau di injak pun masih berasa goyang-goyang. Yang bikin sebel itu karena jembatannya ini kecil, harus jalan gantian dan pegangannya hanya di satu sisi, bukan di kanan kiri. Kadang ada masanya orang dari sisi sebrang sana gak mau mengalah meski kita udah di tengah-tengah jalan. Kalo di paksain papasan itu jadi nempel kena gitu pas ketemu, syukurnya aku kesana itu bukan weekend, jadi papasan yang nyebelin tadi cuma terjadi sekali. Selebihnya jembatan sepi aja dan papasan bisa dicegah.

Jembatan ala kadarnya, harus gantian


     Review berikutnya, seperti tempat wisata-wisata di kampung pada umumnya, petugas memutar lagu-lagu rakyat yang umumnya bergenre dangdutan dan sejenisnya yang aku enggak familiar itu lagu apa judulnya, siapa penyanyinya. Trus pemandangan warga yang datang bawa bekal, gelar tikar dengan barbeque-an juga banyak. Ya.. standard tempat wisata alam kan biasanya gini.

Gazebo ala kadarnya yg di sewa perjam

    Untuk biaya, serunya di Jeram alam roh 17 ini, nggak ada bayar tiket masuk, masuk ya masuk aja, cukup bayar sewa gazebo hanya sebesar Rp15.000 per jam, kalau gak mau sewa gazebo pun enggak apa-apa, gelar tikar aja dimana pun pilih spot yang enak. Disini juga ada sewa tikar dan hammock, jadi bisa enjoy dengan cara apapun. Toilet bayar seikhlasnya. Disini juga banyak warung yang harganya biasa aja, kan biasanya ada juga tuh tempat wisata yang warungnya harganya mahal mentang-mentang kita gak ada pilihan lain. Nah disini tidak demikian, ya harga standard aja masih make sense lah. Terakhir yaitu parkir, sama juga, bayar seikhlasnya. Jadi, selain masalah rute perjalanan yang menantang, selebihnya aku suka sekali kesini karena murah meriah dan semua serba seikhlasnya.

     Sekarang yang paling utama yaitu review dari wisata jeram alam roh 17 itu sendiri. Sungai disini cukup lebar, batuannya banyak dan airnya derasnya sedang. Jadi di bilang airnya slow juga enggak, terlalu deras juga engga. Tapi batuannya yang besar dan ada yang berlumut juga membuat kita harus sangat hati-hati melangkah. Terutama jika membawa anak-anak. Terus juga, karena batuan dan arus sungai yang lebar, membuat kita enggak harus kruntelan sama orang lain, engga harus rebutan spot foto bagus, walau kadang bocor juga sih ada orang masuk dalam frame, hahaha. Tapi so far so good. Lagi-lagi, mungkin karena aku datang bukan pas weekend. 

View sungai dari jembatan kecil

     Sungainya menurutku tak sejernih di sungai kembang, masih ada warna buteknya, mungkin karena di obok-obok orang juga kali jadi lumpur bawahnya naik. Di beberapa titik ada ikan-ikan yang bisa di lihat dari atas. Aku justru takut kalo tiba-tiba ada ular sungai lewat, hahaha... Engga ada batasan mau ngapain di aliran sungai. Mau berenang, salto, main air, atau cuma pencitraan foto-foto doank bebassss.. asal tahan aja sama suhu airnya yang ternyata kalo lama-lama menggigil juga dingin. 

Papahnya menjaga anak-anak dari arus sungai
Meskipun anak-anak bisa berenang
Tetap harus diawasi

Selesai menikmati Jeram Alam Roh 17

Nah, aku juga engga tau dimana asal kata Jeram itu. Karena awalnya aku kira ada bambu rafting atau kaya arung jeram pake ban karet, belum ada liat tuh. Mungkin ke depannya akan ada kali ya. 

     Setelah puas main air dan menggigil, anak-anakku segera naik dan berganti pakaian. Kami menikmati bekal makan siang yang kami bawa dari rumah. Yaa.. karena kurang persiapan ya kami cuma bawa fastfood fried chicken. Next time kalo kesini bawa nasi, ikan bakar, lalapan, sambel tempong, wahhh rasanya enak kali ya. Apalagi kalo ada yang main seruling, dah kaya lagi di resto Sunda, hehehe *apasih ngayal.

    Satu hal yang paling aku sesalkan di Jeram Alam roh 17 ini, yang sering terjadi hampir di semua tempat wisata rakyat adalah soal sampah. Berserakan dimana-mana, sebel banget. Padahal petugas udah berusaha banget jaga kebersihan dengan menyediakan banyak tempat sampah, tapi di setiap gazebo masih aja banyak yang buang sampah kemasan. Sampe ada tulisan jangan buah sampah sembarangan. Kok susah banget sih ya buang sampah pada tempatnya, minimal tumpuk aja gitu di gazebo biar di beresin petugas, kenapa harus berserakan dimana-mana di titik-titik yang sulit diambil petugas juga. Sebanyak apapun petugas, pasti akan kewalahan ngadepin pengunjung yang enggak habis-habis. Bisa enggak sih meningkatkan kesadaran gitu biar suatu saat tempat wisata kita bersih dan berkelas, jadi bisa dibanggakan ke dunia luar.

   Oke, sekian sekilas review Jeram Alam Roh 17, sampai ketemu lagi di ulasan perjalanan lainnya.



17 comments

  1. Agak miris ya mbak, memang urusan persampahan tuh kita masih jauh banget dari kata sadar. Ga yang muda, ga yang tua. Buang sampah tuh seringkali asal bae, jadinya merusak keindahan dan stabilitas alam.

    Alamnya seindah ini lhooo.. Asli mbak, aku ngiler banget pengen kesana huhuhu. Moga aja tiket pesawat bisa lebih murah yaa, aku pengen keliling Nusantara.

    ReplyDelete
  2. Seruu ya bisa wisata alam, nyebur di sungai. Sayang menuju ke sana sudah deg2an duluan. Boleh bawa makanan dari luar kan? Enak2 hemat wkwkwkwk.

    ReplyDelete
  3. Bener mbaaaa persoalan sampah ini memang PR besar buat kita semua yaa, entah kenapa susah banget kalo diajak jaga kebersihan bareng2, ya udah akhirnya paling enggak diri kita aja dulu ya gak ikut2an buang sampah sembarangan...
    Btw kapan itu aku juga pengen ke alam roh mbaaa...dan sampe aranio ngikutin plang alam roh tapi kok terus tiba2 muter balik lagi yaaa haha entah lah kita yg salah ambiljalur ato gmna

    ReplyDelete
  4. Iya mba, di wisata alam rata-rata yang berkunjung kurang memahami jaga lingkungan. Sampah berserakan 😭😭 Sedih banget. Padahal, aku sih yakin kalau petugas udah berusaha membersihkan tapi ya itulah oknum yang suka mager buang sampah pada tempatnya. Kalaupun gak ada tempat sampah kan bisa ya masukin tas dulu.

    Mesti banyak himbauan juga kayaknya terkait case ini. Atau beneran kenain denda yang mahal. Biar pada takut.

    Nama nya bikin merinding ada Roh nya gitu. Ternyata jalannya pun memang berliku-liku seram ya.

    Untunglah pas sampe lokasi Jeram Alam Roh 17 tempatnya nyaman, bahkan murmer hanya sewa gazebo aja. Andai di Bogor banyak wisata alam kayak gini, pastilah betah healing.

    ReplyDelete
  5. Buat para pecinta arung jeram, Jeram Alam roh 17 ini wajib banget dicoba. Tantangannya bikin adrenalin terpacu, tapi tetap aman karena ada pemandu yang berpengalaman. Kudu banget sih nyobain nih. rame rame ppasti makin seru dong! mari masukkan dalam list liburan pemacu adrenalin

    ReplyDelete
  6. segerrr banget liat airnya, panas-panas pas gerah rasanya pengen nyemplung aja kalau liat air seger kayak gini, meskipun agak butek karena lumpur dari dasar naik, tapi ga butek-butek banget
    dan semuanya masih alami, kalau di Jawa mirip kayak pemandian dari sumber atau mata air asli

    ReplyDelete
  7. Aku sukaaa ih tempatnya mba. Walopun belum rasain akses jalan menuju kesana yaaa. Tp kalo ga seseram akses tikungan 1000 tarutung - Sibolga yg 2 jam full nonstop, masih oke sih 🤣. Suami ku udah biasa kalo Tarutung - Sibolga

    Tapi kalo masalah sampah, memang nyebelin sih. Aku udh ga paham gimana ngajarin Orang2 ini ttg buang sampah yg bener. Mimpi ajalah Indonesia bisa kayak jepang 😔

    ReplyDelete
  8. Wah, cantik ya tempat wisatanya airnya jernih, walaupun fasilitasnya masih kurang tapi ngga mengurangi kebahagiaan pengunjung, bikin deg-degan pula ya jalannya menuju ke sana aih berani nggak ya daku haha

    ReplyDelete
  9. Wisata alam memang seru dan menantang
    Anak anak biasanya suka diajak wisata alam, apalagi kalau bisa main air
    Memang sampah masih jadi PR setiap tempat wisata yang ada di Indonesia ya mbak

    ReplyDelete
  10. Langsung segar lihat foto-fotonya tapi baca namanya tadi saya kira cerita horor ternyata cerita tentang wisata hehe, btw bayarnya masih terjangkau ya 15k saja, jadi kangen lagi traveling ke alam begini

    ReplyDelete
  11. kira ada jeramnya betulan kayak di loksado ternyata nggak ya. ini kalau dikelola lagi mungkin bisa bagus ya tempat wisatanya. tapi untuk rutenya kayaknya mikir lagi diriku soalnya waktu ke bukit batu aja suami ngomel ngomel hihi

    ReplyDelete
  12. Nama alam roh ini mengingatkan aku sama penginapan di loksado. Namanya sama. Apalagi membaca cerita mbak ruli kalau jalan menuju kesananya bikin istighfar hahah persis kaya first impression aku pas pertama ke loksado.

    ReplyDelete
  13. sungainya jernih ya, viewnya juga keliatan adem :D jadi pengen kesana pula

    ReplyDelete
  14. Kalau di sana 45 km ditempuh 1 jam berarti gak macet ya mbak. Mengandalkan map ya untungnya masih bisa ya walaupun signalnay sudah hilang.
    Aku juga penasaran kenapa namanya alam roh, ternyata karena rutenya kirain horor. Cantik banget tempatnya mbak gak sia-sia sudah jauh datang

    ReplyDelete
  15. namanya kirain memang mengandung unsur ghaib, ternyata memang rutenya menantang pisan ya. tapi ... petualangan alam memang seperti itu dan meski capek, hasilnya bikin pikiran tenang dan bahagia ^_^

    ReplyDelete
  16. Lagi lagi sampah jadi penyebab suatu tempat wisata jadi tak enak dipandang ya mbak, akupun heran kelakuan masyarakat kalo pergi ketempat wisata , ringan aja tangannya ninggalin sampah sembarangan :(

    ReplyDelete
  17. mbakkkk aku sempet kaget baca judulnya... eeeee tapi ternyata seru banget ya kesini. cuma sedih sih soal sampah ini, mental orang-orang yang kudu diberesin.

    ReplyDelete

Terimakasih sudah meluangkan waktu membaca tulisan saya, Semoga bermanfaat. Ambil baiknya tinggalkan buruknya. Silakan tinggalkan komen yang santun ya tapi jangan tinggalin link hidup dan jangan berkomentar anonim ya. Apalah arti tulisan saya tanpa kehadiran kalian..